Tuesday, May 13, 2008

Mindset and Attitude

Seseorang akan dapat merubah dunia ini jika ia mampu mengubah dirinya sendiri. Untuk dapat menciptakan budaya yang sehat dan positif didalam lingkungan, maka diri kita juga dituntut untuk bersikap lebih positif. Jadi setiap perubahan besar selalu dimulai dari dalam diri kita sendiri, dan yang pertama kali harus diubah adalah pola berpikir. Sikap dan pola berpikir sangat erat kaitannya.

Dr. William James, Father of America psychology, mengatakan, “We can alter our lives by altering our altitudes – Manusia dapat mengubah kehidupannya dengan mengubah cara berpikir.” Orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran orang yang positif dapat bekerja secara sederhana.

Contohnya tentang sebuah kejadian antara ayah dan anak.
Suatu hari sang ayah sengaja membawa pekerjaan kantor ke rumah supaya semua tugas pekerjaan dapat segera dituntaskan. Tetapi sesampainya di rumah, anaknya merengek terus mengajaknya bermain. Sang ayah keberatan memenuhi permintaan anaknya, maka dicarilah akal supaya anaknya diam dan ia mempunyai kesempatan untuk terus bekerja.

Pada saat itu, ia melihat sebuah majalah yang memuat peta dunia. Muncullah ide untuk menggunting peta dunia tersebut menjadi beberapa bagian. Setelah itu, sang ayah memberikan potongan-potongan peta dunia itu kepada anaknya seraya berkata, “Nak, kalau kamu sudah selesai menyatukan potongan-potongan kertas ini, maka ayah akan menemanimu bermain.”

Sang ayah berpikir bahwa pekerjaan menyatukan potongan peta dunia itu akan sulit sekali dan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Sehingga ia dapat leluasa menggunakan jeda waktu tersebut untuk menyelesaikan pekerjaan.

Tetapi tidak lama kemudian, sekitar 5 menit, sang anak sudah kembali kepada ayahnya sambil memberikan potongan-potongan peta dunia yang telah disatukan. Sang ayah tercengang, “Hah, mana mungkin anak sekecil ini sudah tahu dimana letak America, Afrika. Aneh sekali?” Karena potongan itu benar-benar terletak pas pada posisi yang seharusnya.

Keheranan sang ayah terjawab, tatkala anak itu berkata, “Tidak sulit, Ayah, menggabungkan potongan-potongan kertas itu. Karena dibalik gambar peta itu ada gambar kepala manusia. Jadi saya gabungkan saja potongan gambar kepala itu, maka jadilah gambar peta dunia ini.”

Anak kecil itu sanggup menyelesaikan soal yang sulit sebab ia berpikir secara sederhana saja. Tidak ada prasangka, keinginan untuk dipuji, kebencian dan pikiran negatif lain yang mempengaruhi anak tersebut. Ternyata begitu mudah menemukan solusi cerdas yang mempermudah kehidupan kita dengan berpikir positif. Jadi apa salahnya kita menerima setiap kenyataan apa adanya, dan memandang sisi positif untuk menemukan solusi cerdas berikutnya. Tanyakan pula, apa ruginya berpikir positif, dan apa untungnya selalu berpikir negatif?

Sama sekali tidak ada keuntungan bila kita hanya memikirkan sisi negatif dari setiap kenyataan yang harus kita terima. Yang ada hanyalah belenggu, yang menyebabkan kita tidak tenang bekerja dan menghambat kemajuan. Dengan berpikir positif maka kita akan menemukan banyak sekali jalan keluar. Sebaliknya, bila kita berpikir negative maka kita akan selalu menemukan halangan. John Wooden, mantan pelatih basket UCLA, menegaskan, “Segalanya ternyata paling baik bagi orang-orang yang memetik manfaat dari bagaimana segalanya terjadi.”

Salam Inspirasi,
Dynamic Articles

Thursday, May 8, 2008

Teori Jendela dan Cermin

You are either living in the problem or you are living in the solution? Anda hidup dengan persoalan dan solusi itu sendiri.?
~ Bob Proctor

Nasihat tentang hidup dalam solusi tercermin dalam teori jendela dan cermin. Kedua benda tersebut memiliki makna tersendiri sebagai solusi kehidupan yang luar biasa. Keduanya merupakan cara untuk menghadapi manis dan pahit getir kehidupan menjadi solusi mendapatkan dan menikmati keindahannya.

Contoh, kita sedang memiliki penghasilan besar, posisi dalam pekerjaan cukup kuat dan mapan, keluarga yang menyenangkan, memiliki investasi besar dan menguntungkan, dan lain sebagainya. Terlebih pada saat yang sama, semua kendali bisnis berjalan cukup baik dan lancar. Tak hanya itu, kita juga menerima pujian dan tepukan kekaguman dari orang-orang di sekeliling kehidupan kita.

Semua itu benar-benar menempatkan kita di puncak kesuksesan, dimana kita diperlakukan seakan-akan seorang raja dan memiliki segala yang diinginkan sebagian besar manusia di muka bumi ini. Tetapi tak jarang pada posisi demikian kita menjadi sombong dan merasa paling hebat. Kita mulai melupakan asal-usul dan peran orang-orang yang selama ini sangat berjasa.

Padahal menyombongkan diri hanyalah membuat kita kehilangan makna hidup. Sebelum hal itu terjadi pada kita, cepat-cepatlah membuka pintu jendela. Dari jendela tersebut kita akan segera melihat alam yang terbentang luas atau bintang yang terlihat gemerlap meski letaknya jauh di angkasa. Sedangkan diri kita begitu kecil dibandingkan dengan keberadaan mereka. Diri kita terlalu tak berarti dibandingkan kekuasaan Tuhan YME yang dapat kita lihat dari kemegahan alam semesta dan gemerlap bintang di angkasa ciptaan-Nya.

Itulah saat yang paling tepat untuk menyadari tak satu pun dalam diri kita yang layak untuk disombongkan. Tindakan tersebut setidaknya akan membantu kita merendahkan hati dan segera bersyukur kepada Tuhan YME serta menghargai orang-orang yang telah berjasa atas segala kesuksesan yang kita miliki entah dalam bentuk doa, surat, bantuan dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, langkah tersebut juga akan mendorong kita untuk lebih memperluas wawasan hidup.

Sebaliknya, bila kita sedang tak bersemangat, karena semua usaha gagal atau tantangannya terlalu sulit, maka kita melihat kehidupan ini gelap tak berarti dan sangat menyakitkan. Kita mulai menyalahkan orang lain. Bukannya sibuk berusaha lebih keras, tetapi kita akan cenderung sibuk mencari kesalahan orang lain.

Sebelum bersikap negatif saat kita menghadapi kenyataan hidup yang pahit, segeralah mengambil sebuah cermin dan memandang sesosok manusia di dalamnya. Bila kita memandangnya lebih seksama, dialah orang yang paling penting dalam kehidupan kita. Dialah orang yang paling bertanggung jawab menciptakan segala kebaikan maupun keburukan, suka maupun duka dalam kehidupan kita.

Dengan bercermin selain melihat kelebihan, diri kita juga akan melihat kesalahan dan kebodohan yang selama ini kita lakukan. Bila kita mampu menertawakan kesalahan dan kebodohan diri sendiri, maka hal itu akan menjadi semangat hidup. Seni yang paling bernilai adalah menertawakan ketidakberuntungan diri sendiri,? sebut sebuah pepatah bijak.

Contoh ketika kita berkaca, lalu melihat ada yang tidak beres dengan letak kancing pakaian yang kita kenakan. Maka kita akan segera membetulkan posisi tersebut. Sama seperti bila kita erkaca?dalam arti introspeksi diri, tindakan tersebut akan memberikan manfaat yang luar biasa jika diikuti dengan upaya nyata memperbaiki kualitas dan sikap diri.

Teori jendela dan cermin mengungkap bagaimana menjadikan faktor kelebihan maupun kekurangan sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mendapatkan pelajaran kehidupan. Konsep dalam teori jendela dan cermin mengajari kita bertindak konstruktif dan berpikir positif atas berbagai macam situasi yang kita harus hadapi. Teori tersebut menginspirasi kita mulai menghitung efektifitas waktu yang telah kita gunakan untuk berbuat kebaikan dan mulai menentukan skala prioritas serta menciptakan kebiasaan yang positif. Karena kehidupan ini terlalu indah dan berharga untuk kita salah gunakan atau bahkan kita sia-siakan.


Salam Inspirasi,

Dynamic Articles




Sunday, May 4, 2008

Belajar Mengasihi

Para Pembaca Yth.

Salam Inspirasi,

Sudahkah anda mengasihi orang-orang yang anda cintai seperti halnya kisah nyata yang ada pada artikel ini?

Renungkanlah dan ingatlah bahwa hidup ini hanya sekali, untuk itu kita mesti memberikan hal-hal yang terbaik bagi orang-orang yang kita cintai.

Semoga artikel-artikel yang sudah dan yang akan diposting selalu bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi para pembaca di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Salam Sukses!
Admin Dynamic Articles